Sabtu, 29 Oktober 2016

Islam mempunyai dasar dan tata cara tersendiri dalam mendidik anak. Karena dalam Islam, anak memiliki peran yang sangat penting.


Al-Quran Telah Memberikan Panduan yang Jelas dalam Mendidik Anak
Al-Quran Telah Memberikan Panduan yang Jelas dalam Mendidik Anak

Parenting Islami, Salah Satu Konsep Mendidik Anak
Saat menikah dan kemudian berharap memiliki seorang anak; seharusnyalah kita juga telah mempersiapkan konsep seperti apa yang hendak kita terapkan dalam mendidik anak kita kelak, karena mendidik anak dalam Islam memiliki tata cara dan aturan tersendiri.
Di dalam Islam, anak memiliki kedudukan tersendiri yang harus kita jadikan pegangan dalam memilih model/cara mendidik anak yang akan kita lakukan.
Kedudukan Anak dalam Pandangan Islam
Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari Allah, yaitu Al-Quran, karena Al-Qur’an tidak hanya membahas tentang kewajiban anak kepada orang tua, namun juga kewajiban orang tua kepada anaknya.
Dan berikut ini adalah pandangan Al-Quran tentang anak, yang perlu kita ketahui dalam mendidik anak :
1. Anak sebagai Amanah bagi Orangtuanya
Selayaknya para bijak mengatakan bahwa sesungguhnya anak-anak bukanlah milik kita; mereka adalah titipan dari Allah kepada kita. Untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mendidik anak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan. Jadi, adalah kesalahan bagi orang tua apabila seorang anak jauh dari ajaran Islam.
2. Anak sebagai Generasi Penerus
Anak adalah harapan di masa depan; merekalah kelak yang akan menjadi pengaman dan pelopor masa depan agama dan bangsa. Jadi wajib bagi kita mendidik mereka untuk menjadi generasi tangguh di masa depan. Lebih jauh, Allah memerintahkan kita sebagai orang tua untuk menjauhkan mreeka dari api neraka kelak.
3. Anak adalah Tabungan Amal Kita di Akhirat
Seperti telah kita tahu, bahwa selain amal kita di dunia, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh merupakan amalan yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari penghitungan kelak. Jadi, mendidik anak sesuai perintah Allah tetaplah merupakan keuntungan bagi diri kita juga pada akhirnya.
4. Anak adalah Penghiburan dan Perhiasan Dunia bagi Orang Tuanya
Anak adalah perhiasan bagi orang tua. Di satu sisi, ia akan menjadi penghibur di kala lelah dan kesusahan melanda, namun di satu sisi, ia juga dapat menggelincirkan dari jalan Allah.
Berdasar pemahaman akan kedudukan anak dalam al-Qur’an diatas, maka ada 3 kewajiban orang tua dalam mendidik anak, yaitu:
1.Memberikan Dasar Hubungan Harmonis dengan Allah SWT (Habbuminnallah)
Sebagai orang tua kita harus dapat mengenalkan kepada anak-anak kita siapa Allah dan mengapa kita wajib taat padaNya. Ketaatan itu tidak karena Allah adalah pencipta, dan pemilik kita, namun karena dengan taat kepadaNya, hidup kita akan menjadi lebih baik dan bahagia.
Dengan memberikan dasar sedemikian, maka anak tidak akan menganggap Allah sebagai sebagai “hakim” atau “pengawas”; namun sebagai zat yang memang kita butuhkan keberadaanNya. Hal inilah yang harus kita jadikan landasan utama dalam mendidik anak sekaligus merancang pola asuh yang tepat baginya.
Salah satu cara untuk memberikan dasar habbuminnallah adalah dengan mengajarkan shalat kepada anak semenjak kecil. Dan kemudian mulai memberikan pengertian mengapa kita harus shalat, apa manfaat shalat dan seterusnya.
2. Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya
Dalam Islam, hubungan antar manusia (hablumminanas), sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah (hablumminnallah). Bahkan nabi Ibrahim berdoa kepada Allah: “… agar mereka dicintai orang-orang…” Jadi, wajib bagi kita mengajarkan tata cara pergaulan yang baik dengan sesama dan dilandasi rasa saling hormat-menghormati; serta mampu bersikap asertif.
3. Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan jaman
Nabi pernah bersabda bahwa Beliau mengkhawatirkan umat dibelakangnya yang akan seperti busa di lautan; banyak namun tidak berpendirian. Hal semacam inilah yang harus kita pertimbangkan saat merencanakan pendidikan dasar bagi anak-anak kita.
Misalnya bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat imannya, santun kepada sesama, serta kuat pula ilmunya. Ilmu akan membuat ia mampu bertahan serta senantiasa memiliki jalan ikhtiar untuk keluar dari permasalahan yang ia hadapi.
Nah, mari Parents, kita koreksi kembali apakah telah benar langkah yang kita ambil dalam mendidik anak kita di rumah. Jika masih ada yang kurang, mari kita lengkapi, jika ada yang keluar jalur, mari kita benahi.
Jika telah benar dan sesuai perintah Allah, mari kita berdoa agar Allah senantiasa menjaga keistiqomahan, lisan dan hati kita dari hal-hal yang tidak Allah kehendaki.


                               Mengajar Anak Mengenal Allah
Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel 3 Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak; salah satu kewajiban orang tua Muslim adalah memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah SWT agar kelak mereka menjadikan Allah sebagai sumber kebahagiaan mereka.
Mereka taat kepada Allah karena paham perintah Allah membuat mereka tentram. Menjaga sikap dan berbuat baik kepada sesama, karena mereka sadar, itu adalah perintah Allah yang digariskan kepada mereka demi kebahagiaan mereka pula. Dan terakhir, agar kelak mereka mengenal Allah dan menjadikanNya sebagai temapat bergantung dan meminta pertolongan.
Agar Anak Mengenal Allah, Lakukan Langkah-langkah yang Tepat
Seperti cara mendidik anak yang lainnya; modal utama kita untuk mendidik putra-putri kita, adalah keteladanan. Jadi, bila kita ingin kelak anak-anak kita mengenal Allah dengan baik, maka kita pun harus mengenal Allah dengan baik pula.
Setelah diri kita mengenal Allah (dan selalu berproses untuk semakin mengenalNya), maka kini saatnya kita mengenalkan Allah kepada anak-anak kita. Dan berikut adalah tahapan untuk mendidik agar anak Anda mengenal Allah:

1. Memperdengarkan kalimat “Laa Illaaha Illallah” pada saat ia lahir
Kalimat tauhid inilah yang pertama kali harus kita perdengarkan di awal kehidupan anak-anak kita. Sehingga kalimat itu membekas dan menjadi cahaya bagi hati mereka.
Rasullullah saw pernah bersabda:”Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Laa Illaaha Illallah”.
Dan sesuai dengan ajaran Nabi tersebut, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq radiyallhau ‘anhu dalam kitab Al-Amali menuliskan, ketika anak kecil berusia 3 tahun maka ajarkan kepadanya “Laa Illaaha Illallah” sebanyak 7 kali. Kemudian biarkan ia sampai usia 3 tahun 3 bulan, lalu ajarkan padanya, “Muhammad Rasulullah” sebanyak 7 kali.”
Akan lebih baik bila ibulah yang senantiasa mengajarkan kalimat-kalimat tersebut. Karena suara ibu berbeda dari suara-suara yang lain. Bahkan menurut penelitian para ahli, cara ibu berbicara atau berucap, akan lebih menguatkan pesan pada diri anak.

 2. Mengajaknya untuk melakukan shalat sedari kecil
Shalat adalah sarana kita untuk berhubungan (berkomunikasi) dengan Allah. Karena itu wajib bagi orang tua Muslim untuk mengajarkannya semenjak dini. Seorang ibu yang hamil dan senantiasa menjaga waktu-waktu shalat, sebetulnyalah telah mengajarkan shalat kepada calon anaknya kelak.
Setelah anak lahir, kita dapat mendudukannya atau mengajaknya shalat bersama. Bagi balita terlebih batita, terkadang hal ini sulit dilakukan karena biasanya mereka akan bosan berdiam diri dalam waktu yang cukup lama. Hal seperti ini tidak perlu dipermasalahkan, tetaplah telaten mengajaknya. Yang penting mereka melihat kita shalat tepat waktu lima kali dalam sehari semenjak dini. Kelak ketika mereka berusia 2 tahun kita dapat mengenalkan shalat kepada mereka melalui dongeng, dan kemudian berahap kepada cara berwudhu, shalat berjamaah dan seterusnya. (Kami akan membahas tentang tahapan mengenalkan shalat kepada anak, pada artikel berikutnya.)
3. Memperkenalkan sifat-sifat Allah kepada anak
Mengajak anak mengenal Allah bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah; terlebih kepada balita, dimana konsep pemikiran mereka masih segala sesuatu yang bersifat konkret. Terlebih membuat mereka mengerti sekaligus memahami bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang ada di bumu ini. Untuk itu penjelasan yang diberikan juga harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya konkret, menuju abstrak. Misalkan ketika anak sakit maka kita dapat mengatakan, “Kakak minum obat dulu, ya. Setelah itu berdoa kepada Allah, semoga Allah yang Maha Berkehendak segera menyembuhkan Kakak.”
Mengenalkan Allah melalui sifat, dan namanya juga dapat dilakukan melalui dongeng, seperti buku seri “Mengenal 99 nama dan sifat Allah”.

4. Mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya serta mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
Dalam suasana santai kita juga dapat mengajak anak untuk mengenal Allah. Seperti ketika mengajarkan anak untuk mengenal bagian-bagian tubuhnya; maka kita dapat mengatakan, “Subhanallah, Allah memang Maha Sempurna, ya, lihat tangan dan kaki adik Allah bentuk dengan begitu sempurna,” atau mengajaknya bersyukur karena lingkungan rumah yang sudah tidak banjir lagi.
Hal-hal sekecil apapun dapat kita kaitkan dengan sifat-sifat Allah. Dongeng, momen-momen menggembirakan anak, juga dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan anak kepada Allah.

5. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah lagi
Seperti yang Ustadz Yusuf Mansur sering ajarkan dalam setiap dakwahnya; apabila kita menginginkan sesuatu atau memiliki sebuah cita-cita; maka alangkah baiknya jika di awal kita “ceritakan” keinginan tersebut kepada Allah. Tujuannya agar Allah meridhoi dan memudahkan jalan kita. Setelah itu, sebelum melakukan ikhtiar, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dan kemudian iringi usaha tersebut dengan kepasrahan akan hasil terbaik menurut Allah SWT.
Jika kita senantiasa melakukan hal di atas, secara tidak langsung anak pun akan belajar untuk selalu menyertakan Allah disetiap keinginnanya. Kita juga dapat membiasakan berucap “Insya Allah” saat anak meminta kita untuk berjanji, atau mengjak anak berdoa ketika ia menginginkan sesuatu. Contoh “Mari kita berdoa kepada Allah, semoga Allah memudahkan dan menambah rejeki ayah dan ibu, sehingga ayah bisa segera membelikan mainan yang adik inginkan.”

Tips mengajak balita sholat tarawih di masjid agar mereka tidak rewel dan mengganggu kekhusyu'an ibadah jamaah lain, sekaligus mengajar balita sholat

balita sholatShareShareShareShare
Shalat Tarawih yang hanya dilaksanakan setahun sekali selama sebulan penuh di dalam bulan Ramadhan memang bukan shalat wajib. Namun sudah menjadi budaya masyarakat muslim untuk berbondong-bondong meramaikan masjid di setiap malam Ramadhandengan melakukan shalat Tarawih berjamaah di mushola dan masjid. Selain untuk menjaga kekerabatan antar umat muslim, juga bisa sebagai ajang silaturahmi antar sesama muslim.
Shalat tarawih bisa juga dilaksanakan di rumah secara berjamaah bersama keluarga. Namun karena pahala di bulan Ramadhan yang berlipat, banyak yang lebih memilih untuk melaksanakannya di masjid bersama dengan umat muslim lainnya. Naa, bagi para Ibu yang masih memiliki balita, mereka tentunya terkendala dengan adanya para balita tersebut. Karena umumnya balita akan rewel di tempat asing dan keramaian.
Di sini kami bagikan tips bagaimana mengajak balita sholat tarawih di masjid, hal ini bisa juga diterapkan saat mengajak balita sholat Ied di masjid.

Mangajak Balita sholat tarawih di masjid untuk usia dibawah 1 tahun

Ibu dengan balita yang berusia masih di bawah 1 tahun sebaiknya melaksanakan shalat tarawih di rumah saja, karena pada usia tersebut bayi masih belum bisa di ajak kompromi, sewaktu-waktu masih harus menyusu. Meskipun masalah kencing dan BAB sekarang sudah bisa diatasi dengan pemakaian diapers, namun bayi juga masih gampang menangis dan akan mengganggu jamaah lain.

Mengajak Balita sholat tarawih di masjid untuk usia dibawah 3 tahun

Sebagai orangtua Anda lebih tahu tipikal balita Anda. Jika balita Anda termasuk yang tidak rewel, Anda bisa saja mengajak balita shalat tarawih di masjid. Namun jika mereka tipikal yang mudah rewel dan susah beradaptasi dengan lingkungan, bersabarlah untuk tidak ikut tarawih di masjid dulu.
Jika Anda mengajak balita sholat tarawih ke masjid, persiapkan dan pastikan hal berikut ini:
  • Balita Anda sudah cukup tidur sehingga dia tidak akan mengantuk dan rewel
  • Balita Anda sudah cukup kenyang sehingga dia tidak akan lapar dan rewel
  • Bawakan susu karena sewaktu-waktu mereka akan minta susu
  • Jangan lupa pakaikan diapers. Balita usia di bawah 3 tahun masih sering ngompol dan Anda tidak ingin mengotori masjid yang suci khan?
  • Bawakan mainan kesayangan dia (yang tidak mengeluarkan bunyi, misal: boneka, mobil-mobilan, dan semacamnya).
  • Jangan lupa juga biasakan mereka juga ikut mengenakan mukena buat perempuan atau sarung dan peci buat yang laki-laki.

Mengajak balita sholat tarawih di masjid untuk usia diatas 3 tahun

Balita di atas 3 tahun sudah cenderung lebih mudah diarahkan. Namun dua point di atas masih harus diperhatikan untuk menghindari mereka rewel.
  • Balita Anda sudah cukup tidur sehingga dia tidak akan mengantuk dan rewel
  • Balita Anda sudah cukup kenyang sehingga dia tidak akan lapar dan rewel
Bagi sebagian balita usia ini mungkin sudah tidak tergantung dengan botol susu-nya sehingga Anda tidak perlu membawa bekal susu buat mereka. Bahkan pada usia ini mereka akan cenderung meniru untuk ikut-ikutan shalat. Mudah-mudahan tips ini bermanfaat ya Bun…

Sikap asertif merupakan salah satu modal anak untuk menang dan sukses dalam kehidupan sosialnya.

Sikap asertif akan membantu anak untuklebih mudah bersosialisasiShareShareShareShare
Sikap asertif akan membantu anak untuklebih mudah bersosialisasi
Bermain bersama dengan teman sangat baik untuk putra-putri kecil kita. Namun bagaiman bila ia tak mampu menjaga diri dari keusilan teman-temannya? Memarahi kawan mainnya pun jelas tak mungkin. Bisa jadi si Kecil malah akan senantiasa berlindung atau menggunakan nama kita. Disinilah pentingnya mengajarkan teknik berkomunikasi pada si Kecil. Mengatakan apa yang menjadi keinginannya tanpa perlu menyakiti lawan bicara atau membuatnya bertengkar dengan temannya. Sikap seperti ini disebut dengan sikap asertif.
Sikap asertif akan membuat seseorang mampu mencapai win-win solution saat ia menghadapi masalah dengan temannya. Berpegang teguh pada kehendaknya, namun disaat yang bersamaan, mampu menghormati hak orang lain (Lisa M. Schab, LCSW, author of Cool, Calm and Confident: A Workbook to Help Kids Learn Assertiveness Skills).
Sikap asertif dapat dididik semenjak kecil. Caranya, dengan menumbuhkan rasa kesadaran akan apa yang ia mau. Dan kemudian, kita sebagai orang tua, memastikan bahwa keingiannya tersebut dapat kita penuhi. Misalkan ketika si Kecil masih bayi; ia akan menyampaikan “I message” dengan cara menangis. Pada saat seperti inilah kita dapat mengatakan, “Oh, adik lapar ya, nah. Mamam dulu ya.”
Agar si Kecil dapat terus belajar, tanggapan kita akan tangisannya tersebut harus selalu dilakukan. Meski belum dapat berbicara, cara ini akan terekam terus dalam ingatannya.
Pada si Balita, menumbuhkan sikap asertif tentunya lebih mudah, karena anak sudah dapat diajak berkomunikasi. Saat ia mencoba mengamuk, ajarkan untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Pahami masalahnya, janganlah larut terbawa emosi. Tidak lupa ajarkan pula kata-kata seperti tolong, permisi, maaf, dan teriam kasih.
Dan berikut 5 langkah efektif untuk menumbuhkan sikap asertif kepada si kecil:
1. Berikan contoh pada anak
Aturan pertama dalam mendidik anak selalu sama: jadilah role model untuk anak. Bila orang tua tak pernah menghargai pendapat anak, sering memaksakan perintah tanpa alasan jelas, mudah dipastikan bahwa anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ragu-ragu. Untuk itu, hargai apa yang menjadi hak dan pendapat anak.

Untuk anak yang lebih kecil, dapat juga kita mengajaknya bermain peran. Tunjukkan bagaimana cara menghargai pendapat, menolak pendapat namun tidak menyakiti, kapan harus mengalah dan kapan harus mempertahankan pendapatnya. Dengan cara ini, anak akan belajar bagaimana ia harus berhubungan dengan orang lain.
Usahakan acara bermain dilakukan juga bersama anak-anak diluar lingkungan keluarga. Karena dalam keluarga, biasanya anak yang besar seringkali diminta mengalah pada si Kecil tanpa alasan yang jelas. Atau malah sebaliknya, selalu mengalah pada si Kecil karena ia adalah anggota termuda dalam keluarga.
Kebiasaan selalu meminta anak mengalah akan membuat anak tidak lagi dapat menyampaikan I message-nya. Sementara kebiasaan selalu dimenangkan, akan menimbulkan gangguan emosi pada si Kecil saat orang-orang dilingkungannya tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan atau keinginannya.
2. Berikan kasih sayang penuh
Kasih sayang akan membentuk anak menjadi pribadi yang percaya diri. Rasa percaya diri adalah modal anak untuk memasuki lingkungan yang lebih besar di luar lingkungan rumahnya. Rasa percaya diri erat kaitannya dengan sikap asertif. Karena anak percaya diri tentu akan lebih mudah untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginannya.

3. Ajarkan anak untuk mandiri.
Salah satu hal yang mendorong seseorang untuk percaya diri adalah kemampuan untuk melakukan dan memnuhi semua keperluan yang berkaitan dengan diri sendiri. Untuk itu ijinkan anak untuk belajar mandiri sedari dini. Sebagai orang tua kita cukup menjadi fasilitator guna mempermudah proses belajarnya. Misalkan dengan mengijinkan belajar mandi sendiri, memakai baju, hingga memilih mainan yang ia beli.

Pribadi yang tak mandiri tidak hanya akan berpengaruh kepada karakter anak. Bila anak tidak menjadi pribadi manja, ia akan menjadi pribadi yang senang memerintah, penakut, dan tidak percaya diri dengan kemampuannya.
4. Dorong dan ijinkan anak untuk membuat keputusan
Anak dapat belajar membuat keputusan dari hal-hal ayng terkecil. Misalkan memilih jenis makanan yang ingin ia jadikan bekal , memilih baju, mainan, warna favorit dan masih banyak lagi. Hormati apa yang menjadi pilihannya. Jika tidak sesuai atau tidak pantas, berikan alasan yang tepat dengan penjelasan yang bijaksana.

5. Ajarkan untuk menghargai diri sendiri.
Berbagi bersama teman tidak berarti ia harus mengorbankan semua yang ia miliki. Ajarkan bahwa kita juga perlu menghargai milik sendiri. Misalkan bila mainannya tidak dikembalikan oleh temannya, maka ajak ia untuk meminta kembali mainannya tersebut. Selain itu cobalah untuk mengemukakan mana “Milik Ibu” dan “Milik Anak.” Minta ia untuk meminta ijin jika ingin menggunakan “Milik Ibu”, begitu pula sebaliknya. Ketika Ibu harus meminjam “Milik Anak”, maka lakukan hal yang sama dan segera kembalikan bila telah selesai memakainya. Cara ini selain mengajarkan sopan santun, anak juga akan belajar bagaimana menghargai batasan masing-masing pribadi.

Perlu diingat bahwa usaha menumbuhkan sikap asertif juga memerlukan dukungan dari orang-orang disekitar anak. Untuk itu informasikan pola pengasuhan ini dengan pengasuh, kerabat, juga guru di sekolah.

6 Tips Parenting Dahsyat

img-1444899754.jpg
        Menjadi orang tua yang baik memang tidak mudah, untungnya semua pernak-pernik dalam mendidik dan membesarkan si buah hati dapat dipelajari. Informasi dan panduan seputar bagaimana menjadi ayah dan bunda yang baik bagi si kecil dapat dengan mudah di akses baik melalui buku-buku atau online melalui internet, plus tentu saja ayah bunda dapat meminta saran dan masukan dari mereka yang telah berpengalaman dalam mendidik dan membersarkan si kecil.
         Berikut adalah 6 tips parenting yang khusus diperuntukan bagi ayah bunda yang barusaja dikaruniai buah hati terutama mereka yang sedang beranjak menuju usia balita. Tips-tips sederhana tersebut dapat dijadikan bahan masukan agar skil parenting ayah bunda semakin terasah serta si kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
1. Tidak membanding-bandingkan
       Hindari membanding-bandingkan si kecil dalam hal apapun dengan yang lain. Saat yang lain sudah mulai berjalan tapi si kecil masih belajar merangkak, terima kondisi ini sebagai hal yang harus selalu disyukuri. Ingat setiap anak adalah pribadi unik sehingga menjadi tidak adil saat di banding-bandingkan dengan yang lain.
2. Terima kesalahan si kecil 
     Orang dewasa saja masih sering melakukan kesalahan, apa lagi anak balita yang masih dalam tahap perkembangan. Jangan alergi saat si kecil melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan ayah bunda. Semisal saat mereka suka memukul, alih-alih memarahi dan menghukum si kecil, cari tau apa yang memicu mereka berbuat demikian kemudian cari solusinya tepatnya agar mereka menghentikan kebiasaan buruknya.
3. Konsisten dengan aturan
         Si kecil yang beranjak balita masih belajar memahami aturan yang berlaku dimasyarakat, sehingga konsistensi ayah bunda dalam hal menerapkan aturan menjadi sangat penting. Umpamanya dalam hal konsistensi waktu tidur, atau saat ayah bunda ingin menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik pada si buah hati, lakukan secara konsisten agar karakter mereka dapat terbentuk sebagaimana yang diharapkan.
4. Toleran dengan kesalahan si kecil
             Sikapi prilaku buah hati dengan bijak, saat mereka berbuat salah, belum tentu mereka merniat demikian. Mental dan emosi mereka sedang dalam masa perkembangan sehingga berbuat tidak sesuai aturan orang dewasa adalah hal biasa. Adalah tugas ayah bunda untuk membimbing dan meluruskan dengan cara yang bijak saat mereka melakukan kesalahan.
5. Percaya diri
          Menjadi orang tua terbaik adalah potensi yang dimiliki oleh setiap ayah bunda, namun sebagaimana keahlian lainya, perlu waktu dan kemauan untuk belajar. Memiliki rasa percaya diri bahwa kita bisa menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak kita adalah modal berharga yang selalu harus ditanamkan pada setiap diri kita.
6. Evaluasi kualitas sebagai orang tua secara berkala
           Kalau perlu buat catatan terlulis untuk mengevaluasi hal apa saja yang perlu kita sempurnakan dalam menjalankan tugas sebagai orang tua. Jangan sungkan untuk menerima masukan dari luar dan selalu mau memperbaiki pola didik terhadap si kecil jika dirasa ada hal yang masih belum sempurna.


Walter Mini :

Chip Memori 8GB 2 batterai AAA Fungsi rekam dan putar ulangAdaptor

Program terdiri dari :

25 Buku sampul tebal termasuk indeksWalter dengan chip memori 2 GBPetunjuk penggunaan

Walter Mini membuat seri menjadi hidup dengan lebih dari 10.000 file suara tertanam ke dalam halaman

- File suara termasuk narasi karakter, menarik fakta tambahan, efek suara, puisi, sajak, dan lagu-lagu

Note : untuk yang sudah buku WWP (Widya Wiyata Pertama)

untuk pemesanan silahkan klik DISINI

Bunda Ajarkan Aku Ibadah


"Jadi, beberapa hari yang lalu saya mengikuti seminar tentang balita yang sudah bisa membaca Al-qur’an bahkan menghafalnya.

Seminar itu diisi oleh pembicara yang anak-anaknya adalah
hafidz dan hafidzah, yaitu Ust. Agus Sujatmiko. 
Dihadiri juga oleh hafidz kembar Ismail dan Ishaq yang sudah menjadi hafidz diusia 12 tahun, lalu ada
hafidz cilik yang mengikuti lomba hafidz Trans 7 Ramadhan lalu, dia adalah Hamidah yang berusia 5 tahun.

Menurut pembicara, jika kita ingin anak menjadi penghafal qur’an tidak perlu dipaksa. Karena paksaan itu hanya membuat anak tertekan dan tidak enjoy menjalaninya. Tumbuhkan rasa ingin mempelajari Al-qur’an dari anak dengan sendirinya tanpa kita suruh.

Bagaimana caranya?

Pertama, hiasi rumah kita dengan alunan dari bacaan ayat-ayat Al-qur’an baik melalui radio atau mp3. Dengan terus menerus diperdengarkan ayat Al-qur’an, maka anak akan terbiasa dan mulai mengikutinya. 
Lalu yang kedua, kondisikan keluarga kita dengan selalu membiasakan semua anggota keluarga untuk membaca Al-qur’an setelah shalat maghrib dan subuh. Karena anak adalah peniru terbaik, dia akan meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Maka, berilah contoh terbaik untuk ditiru oleh anak-anak kita.

Ceritakan tentang kisah-kisah dalam Al-qur’an yang berkaitan langsung dengan Si anak, misalnya, sebagai contoh adalah hafidz kembar Ismail dan Ishaq. Mereka tertarik pada Al-qur’an karena pada saat umminya membaca Al-qur’an mereka mendengar nama mereka disebut dalam Al-qur’an. dengan antusiasnya mereka ingin tau lebih jauh tentang nama-nama mereka yang ada di Al-qur’an.

Selain cara-cara di atas, orang tua juga bisa menanyakan langsung ke anak apakah anak mau menjadi seorang hafidz? Berikan saran dan jelaskan keutamaan-keutamaan mengapa mereka harus menjadi hafidz dan hafidzah. Utarakan maksud atau harapan kita kepada anak. 
Contohnya, orang tua bisa bilang, “Nak, Bunda ingin sekali kamu menjadi penghafal Al-qur’an. penghafal qur’an itu akan menjadi keluarganya Allah lho. Mau kan jadi keluarganya Allah?” Beberapa sinopsis dari peserta yg sudah mengikuti seminar dengan pembicara Ustdz. Agus Sudjatmiko

Mau tau lebih lanjut!

Yuuuk..

Hafiz Quran dengan Hafiz Talking Doll

Siapa sih orang tua yang tidak mau anaknya Hafiz Quran? Alhamdulillah sejak acara hafiz quran dan sejenisnya disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta nasional, sekarang banyak orang tua yang menginginkan anak-anak mereka menjadi bagian hafiz dan hafizah. Hal tersebut mendorong para orang tua untuk mengirimkan anak-anaknya belajar menghafal al quran di lembaga yang memang khusus menawarkan seperti : rumah tahfiz, boarding school tahfiz, tahfiz bizcamp dan lainnya. Adapula orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seorang hafiz dengan memberikan fasilitas pendukung di rumah salah satunya yaitu Hafiz Talking Doll (Boneka Pintar yang bisa murrotal 30 juz dan bisa diajak ngobrol).
Banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi seorang hafiz atau hafizah. Hal ini dikarenakan seorang hafiz atau hafizah mendapat tempat khusus di sisi Allah SWT diantaranya:
  1.  Derajatnya sama dengan Nabi
Rasulullah Saw., bersabda, “Barangsiapa yang membaca (menghafal) Alquran, maka sungguh dirinya telah menyamai derajat kenabian hanya saja tidak ada wahyu baginya (penghafal). Tidak pantas bagi penghafal Alquran bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kebodohan terhadap orang yang melakukan kebodohan (selektif dalam bergaul) sementara dalam dirnya terdapat firman Allah.” (HR. Hakim).
  1. Hafiz dan Hafizah adalah keluarga Allah SWT
“Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia..." Kemudian Anas berkata lagi, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda manjawab, “yaitu ahli Qu'ran (orang yang membaca atau menghafal Qur'an dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad).
  1. Mendapat penghormatan
Rasulullah bersabda “Di antara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Alquran tidak diamalkan serta menghormati kepada penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud)
Masya Allah....begitu mulianya para hafiz dan hafizah di sisi Allah SWT.

Sebagai orang tua yang hidup di era serba keterbukaan informasi yang begitu sangat cepat bahkan karena sangat terbukanya, informasi-informasi yang bersifat negatifpun tidak bisa kita bendung dan saring secara menyeluruh. Oleh karena itu, proteksi sebaiknya dibangun dari dalam diri anak-anak kita yaitu dengan membekali mereka dengan nilai-nilai islami dan menanamkan nilai-nilai yang ada dalam al quran. Ada banyak cara untuk membekali anak-anak dengan nilai-nilai islami dan menanamkan nilai-nilai yang ada dalam al quran dianataranya belajar di rumah tahfiz, sekolah di Boarding Scholl Tahfiz mengikuti Tahfiz Bizcamp dan lain sebaga,inya. Akan tetapi, hal tersebut tidak semudah yang kita bayangkan. Jangan berharap begitu besar dengan mengirim anak-anak kita kesana, maka anak-anak dipastikan akan menjadi seorang hafiz atau hafizah! Kita perlu kerjasama baik orang tua, guru tahfiz dan lingkungan yang mendukung.
Tidak sedikit anak-anak yang hafiz quran ternyata orang tuanya belum hafiz. Tapi kenapa anaknya bisa menjadi hafiz quran? jawabanya ialah karena Allah SWT sudah menghendaki. Jika Allah SWT sudah Kun Fayakun (terjadi maka terjadi). Tetapi tidak juga karena orang tua nya yang cuek terus anaknya bisa hafiz loh!!!  Jika ada hasil pasti ada proses. Nah, orang tua yang belum hafiz dan mendambakan anaknya ingin menjadi hafiz maka mau tidak mau mereka akan melakukan segala cara baik ketika anaknya masih dalam kandungan ibunya maupun ketika sudah lahir ke dunia.
Beragam cara yang dilakukan orang tua untuk mendukung anaknya menjadi hafiz dan hafizah. Nah....sekarang teknologi sudah semakin canggih, jadi orang tua tidak usah bingung. Hafiz Talking Doll merupaka salah satu alat yang sangat membantu untuk teman menghafal dan sedang digandrungi oleh para orang tua. Hafiz doll atau Hafiz Talking Doll ini boneka yang sangat canggih dan punya banyak fitur islami. Beberapa fiturnya adalah murrotal 30 juz, cerita 25 nabi, asmaul husna, doa-doa harian dan yang paling canggih boneka ini bisa diajak ngobrol serta bisa ngobrol antara hafiz doll dan hafizah doll.
Jadi wajar saja jika ada orang tua yang berkata Hafiz Quran dengan Hafiz Talking DollTidak sedikit para orang tua yang sudah sangat terbantu dengan Hafiz Talking Doll ini. Bentuknya yang imut, kuat dan aman bagi anak-anak menambah daya tarik bagi anak-anak.

Semoga anak-anak kita menjadi generasi pecinta al quran dan menjadi hafiz/hafizah al quran. wallahu’alam bishowab.


Mushaf Al Quran For Women Al Qolam


Terdiri dari:
1.iqra
2.mushaf ukuran A5
3.Pen digital
4.Alquran portable
5.motivator portable

Feature dan benefit
1.waqaf ibtida : penandaan untuk berhenti dan memulai bacaan terdapat di juz 1 dan 30

2.murattal 1 oleh kuntriksi

3.murattal 2 oleh syaikh muthmainah

4.pewarnaan tajwid standar depag RI dan cara bacanya

5.terjemahan bahasa indonesia dan inggris juz 1-30

6.maqamat bacaan mujawwad dengan tujuh lagu (tausyeh)

7.rekam suara, anda dapat merekam suara dan kemampuan membaca anda pada menu ini.

SUPLEMEN MUSHAF WANITA:
★kedudukan wanita dalam islam
★adab dan tata cara beribadah bagi wanita
★pernikahan dan keluarga sakinah
★memilih calon suami
★masa kehamilan
★membangun keluarga islami
★hak dan kewajiban suami dan istri dalam islam
★mendidik anak dalam islam

Setiap halaman anda bisa mendengarkan motivator (inspiring Words, the beautiful mind, Succes tips, rewards & Punishment)

Must have for muslimah....

Info & Pemesanan
Silahkan Klik DISINI







Categories

Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts