Selasa, 05 April 2022

 

Ternyata sindrom baby blues bisa terjadi sebelum melahirkan, ini penyebabnya!


        Sindrom baby blues tentu sudah tidak asing lagi terdengar, ya, Bunda. Gangguan suasana hati yang dialami oleh ibu setelah melahirkan ini menyebabkan perasaan mudah sedih, gelisah, marah, lelah, hingga sulit berkonsentrasi. 

Biasanya kondisi ini dirasakan dalam dua hingga tiga hari pertama setelah melahirkan, atau bahkan berlangsung hingga dua minggu. Ada ibu baru yang mengalami bentuk depresi yang lebih parah dan bertahan lama, yang dikenal sebagai depresi pasca melahirkan (postpartum depression). Gangguan mood ekstrim yang disebut psikosis postpartum juga bisa dialami, meskipun sangat jarang terjadi. 

Kondisi ini umumnya disebabkan karena perubahan hormon setelah melahirkan, juga perubahan kondisi yang jauh berbeda seperti sebelum melahirkan. Bila bisa mengelola dan mengendalikannya dengan baik, kondisi ini sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya.

Akan tetapi, ternyata ada juga beberapa ibu yang mengalami baby blues tepat di masa kehamilannya. Lantas, normalkah jika sindrom baby blues muncul sebelum melahirkan? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Apa Itu Baby Blues?


                Diungkapkan Ayank Irma, selaku psikolog keluarga dari Ruang Tumbuh, sindrom baby blues bisa diartikan sebagai suatu kondisi di mana seorang ibu merasa cemas, kegelisahan, hingga merasa sedih yang mendalam. Kondisi ini umumnya terjadi pada empat hingga lima hari setelah melahirkan dan tidak berlangsung lama.

          Psikolog yang kerap disapa Mbak Ayank ini juga menjelaskan kalau hampir 70-80% ibu melahirkan bisa mengalami sindrom baby blues. Gejala baby blues kadang terlihat sepele, tetapi bisa membawa dampak negatif pada ibu dan bayinya, jika tidak segera ditangani dengan tepat.


Normalkah Sindrom Baby Blues Muncul Sebelum Melahirkan?


Ibu yang mengalami baby blues akan merasakan perasaan lelah, sedih, mudah gelisah, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, serta lekas marah. Perubahan hormon, kesulitan beradaptasi, hingga kurangnya waktu tidur ibu setelah memiliki buah hati adalah beberapa penyebab terjadinya baby blues. Kondisi baby blues harus segera ditangani dengan baik agar tidak berujung pada postpartum depression (depresi pasca melahirkan).

Meskipun pada umumnya sindrom baby blues terjadi setelah melahirkan, tetapi ada juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu sebelum melahirkan. Normalnya, kondisi ini lebih dikenal dengan sebutan pre-baby blues atau antepartum depression (depresi antepartum).

Mengutip dari Everyday Health, satu dari tujuh ibu hamil mengalami depresi antepartum. Ada beberapa jenis depresi, termasuk: 

Depresi berat: Gejala depresi berat berlangsung setidaknya selama dua minggu. 

Gangguan depresi persisten: Gejala depresi tingkat rendah yang berlangsung setidaknya selama dua tahun. 

Gangguan afektif musiman: depresi selama musim dingin atau musim gugur karena kurangnya sinar matahari. 

Meskipun para ibu biasanya lebih mengkhawatirkan kondisi depresi pasca melahirkan, para ahli kesehatan justru semakin fokus pada tingginya depresi antepartum. Kondisi ibu hamil yang tidak mendapatkan support system yang memadai, atau memiliki banyak tekanan dari lingkungannya bisa membuat ibu hamil mengalami depresi antepartum.

Ada kemungkinan perempuan yang berjuang dengan depresi antepartum memiliki riwayat depresi berat, meskipun tidak semua perempuan mengalaminya. Baby blues yang dirasakan ini juga bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun biasanya, ibu yang merasakan baby blues atau depresi selama kehamilan, juga akan berisiko lebih tinggi mengalaminya setelah persalinan.

Depresi antepartum umumnya dianggap disebabkan oleh kombinasi perubahan hormonal dan gangguan psikologis yang terkait dengan kehamilan. Perubahan lain selama kehamilan, seperti perubahan tubuh dan perubahan kebiasaan tidur dan makan, dapat berkontribusi pada perkembangan depresi antepartum.

Gejala Baby Blues

Seringkali gejala “baby blues” akan muncul dengan kuat dalam empat hingga lima hari setelah kelahiran bayi, meskipun tergantung pada bagaimana proses kelahiran bayi, mungkin gejalanya terlihat lebih awal. Gejala baby blues dikutip dari American Pregnancy yaitu sebagai berikut:

1. Sedih atau Menangis Tanpa Alasan yang Jelas

Ini adalah gejala paling umum yang dirasakan Bunda bila mengalami baby blues sebelum maupun setelah melahirkan. Perasaan sedih terus menerus, hingga menangis tanpa alasan yang jelas mungkin disebabkan oleh perubahan emosional secara tiba-tiba.

2. Ketidaksabaran

Ibu yang mengalami baby blues atau depresi antepartum bisa menjadi seseorang yang tidak sabaran, alias selalu terburu-buru melakukan sesuatu. Selain itu, mereka juga mudah hilang fokus dan mudah lupa.

3. Mudah Tersinggung

Karena umumnya perasaan yang tidak menentu ini tidak dimengerti, mereka jadi mudah marah dan sangat sensitif terhadap sesuatu. Mereka bisa merasakan amarah yang tidak diduga-duga. 

4. Kegelisahan

Perasaan lain yang kerap dirasakan adalah gelisah dan tidak tenang. Emosi yang tidak menentu ini juga menyebabkan mereka merasa gelisah. 

5. Kecemasan

Kecemasan adalah salah satu gejala yang paling sering dirasakan oleh ibu yang mengalami baby blues atau depresi antepartum. Karena itu, mereka akan sulit merasa tenang karena perasaannya selalu tidak tenang. 

6. Kelelahan

Kelelahan sebenarnya adalah hal yang wajar dialami ibu saat hamil dan melahirkan. Namun saat mengalami baby blues, rasa lelah ini kadarnya bisa lebih berat dan intens.

7. Insomnia (bahkan Ketika Bayi Sedang Tidur)

Bunda yang mengalami baby blues juga akan kesulitan untuk tidur, meskipun saat si kecil sedang tidur.

8. Kesedihan

Seperti yang dijelaskan di atas, perasaan sedih biasanya akan mendominasi bila ibu mengalami baby blues. Seringnya, perasaan ini tidak bisa dijelaskan, karena itu perempuan yang mengalaminya akan sulit bercerita pada orang lain.

9. Perubahan Suasana Hati

Mereka juga bisa mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim. Kadang merasa sedih, lalu tiba-tiba marah, atau bahkan bahagia

10. Konsentrasi Buruk

Konsentrasi yang buruk juga menjadi salah satu gejala baby blues sebelum maupun setelah melahirkan.

Penyebab Sindrom Baby Blues



Melansir dari American Pregnancy Association, penyebab sindrom baby blues tidak diketahui secara pasti. Namun, para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa perubahan hormon yang terjadi selama dan setelah melahirkan memiliki kaitan yang erat dengan kondisi baby blues.

Sedangkan untuk perempuan yang merasakan baby blues di masa kehamilan atau sebelum melahirkan, ada beberapa faktor yang kemungkinan dapat menjadi penyebabnya. Faktor-faktor tersebut, antara lain:

  • Bagi perempuan yang baru pertama kali merasakan kehamilan, perasaan cemas yang berlebihan terhadap proses persalinan yang akan dihadapi bisa menyebabkan baby blues
  • Kondisi rumah tangga yang buruk, misalnya sang ibu kurang mendapat dukungan secara emosional dari suami atau mengalami KDRT.
  • Adanya masalah dengan pekerjaan di kantor bagi ibu hamil yang bekerja.
  • Kecemasan ibu
  • Stres
  • Kurangnya dukungan sosial
  • Kehamilan yang tidak diinginkan
  • Kualitas hubungan yang buruk

Melansir dari Science Daily, penelitian yang pernah dipublikasikan oleh BMC Public Health mengungkapkan bahwa hubungan yang buruk antara ibu hamil dan sang suami adalah pemicu kuat stres di masa kehamilan.

Hasil penelitian menunjukkan, calon ibu yang selama masa kehamilannya mendapat dukungan penuh dari suami memiliki kesehatan mental yang baik. Sementara itu, ibu hamil yang merasa tidak bahagia dengan hubungan pernikahannya cenderung lebih mudah mengalami depresi dan tekanan emosional yang tinggi.

Untuk itu, Gun-Mette Rosand dari Norwegian Institute of Public Health menyarankan agar sebaiknya ibu hamil diberikan banyak dukungan selama masa kehamilan. Stres yang terjadi di saat hamil bisa berkembang hingga ibu melahirkan. Tidak hanya itu, stres yang dialami juga bisa menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, dan sebagainya.


 Meskipun olahraga umumnya aman, melakukan olahraga dengan intensitas dan volume tinggi terutama saat berpuasa dapat menekan atau bahkan menurunkan tingkat kekebalan Anda. Para ahli berbagi manfaat dari berlatih olahraga intensitas tinggi dan rendah agar tetap bugar selama Ramadan.

Asalkan hindari berolahraga 1-2 jam sebelum tidur agar adrenalin (hormone stres) Anda turun untuk kualitas tidur yang lebih baik. Berikut 4 olahraga terbaik yang bisa dilakukan saat ramadan di rumah saja.

1. Olahraga Kontak

Olahraga kontak adalah cara yang baik untuk mempertahankan tingkat kebugaran umum Anda selama Ramadan dan untuk pengkondisian secara keseluruhan. Olahraga tersebut dapat mencakup sepak bola, bola basket, bola voli, dan tenis, antara lain.

Setiap olahraga kontak membutuhkan energi tingkat tinggi karena dapat menjadi latihan yang intens bagi tubuh. Selama Ramadhan disarankan untuk melakukan olahraga tersebut beberapa jam setelah mengakhiri puasa Anda.

Selama jam-jam puasa, kadar glikogen tubuh sudah habis sehingga tidak dapat bekerja pada intensitas yang dibutuhkan.

2. Yoga

Yoga adalah bentuk latihan fisik dan mental yang bagus untuk seluruh tubuh. Ini dapat digolongkan sebagai bentuk latihan yang lebih ringan yang tidak memerlukan terlalu banyak beban kardiovaskular pada tubuh Anda.

Selama Ramadan, yoga dapat dilakukan di siang hari tanpa mengerahkan terlalu banyak tenaga, namun, disarankan agar semua olahraga dilakukan setelah berbuka puasa, setelah tubuh ternutrisi dan terhidrasi.

3. Latihan Aerobik/Menari

Latihan aerobik dan tari seperti Zumba dan body jam dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskular seseorang sekaligus membakar banyak kalori. Kedua bentuk latihan tersebut bergantung pada tingkat kebugaran seseorang, dan bisa lebih berat bagi mereka yang tidak aktif secara teratur.

Latihan semacam itu harus dilakukan setelah berbuka puasa selama Ramadan, karena cenderung meningkatkan detak jantung dan suhu tubuh. Tubuh menjadi dingin dengan membuka kelenjar keringat dan berkeringat. Menjadi terhidrasi sebelum memulai latihan semacam itu sangat penting.

4. Pilates

Pilates adalah cara yang bagus untuk menjaga kekuatan inti Anda selama Ramadan. Mirip dengan Yoga, pilates tidak akan secara signifikan meningkatkan detak jantung atau suhu inti Anda ke tingkat tinggi di mana Anda akan merasa dehidrasi.

Meskipun dapat dilakukan selama jam puasa, dianjurkan untuk berlatih sesi pilates setelah berbuka puasa sebanyak mungkin dalam seminggu.

Rabu, 19 Januari 2022

 

 

Pengertian Parenting Islami & 10 Cara Mendidik Anak Menurut Ajaran


Isla

 

Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tua. Hatinya yang masih bersih – suci merupakan permata yang indah, bila kita mengasah dengan penuh kebaikan. Kemudian, pahala pun akan mengalir dan dinikmati untuk kedua orangtuanya maupun semua orang yang mendidiknya.

Semakin berkembangnya informasi dan teknologi, semakin mudahnya untuk mempelajari hal baru. Dan semakin luas bertambahnya wawasan untuk terus mengembangkan pengetahuan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya itu, sebagai orang tua muslim ingin menjadikan anaknya menjadi seorang yang berbakti, taat, bertanggung jawab dengan mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai aturan agama Islam.



Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :

 Pengertian Parenting Islami 

Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.

 Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak

  1. Merawat dan mendidik dengan  pendidikan Islam
  2. Memberi anak pendidikan intelektual
  3. Memberi anak perlindungan
  4. Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
  5. Memberi kasih sayang

 Jenis-jenis parenting : 

  • Otoriter

Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.

  • Permisif 

Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.

  • Otoritatif

Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak.  Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.

  • Mindful 

Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.

  • Islami 

Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.

 Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan

Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:

Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :

 

Pengertian Parenting Islami 

Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.

 

Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak

  1. Merawat dan mendidik dengan  pendidikan Islam
  2. Memberi anak pendidikan intelektual
  3. Memberi anak perlindungan
  4. Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
  5. Memberi kasih sayang

 

Jenis-jenis parenting : 

  • Otoriter

Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.

  • Permisif 

Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.

  • Otoritatif

Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak.  Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.

  • Mindful 

Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.

  • Islami 

Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.

 Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan

Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:



Mungkin ada beribu-ribu cara untuk bisa mengajarkan anak menjadi perilaku yang baik, dan tak lepas dari pengawasan dan didikan orangtua. Diantaranya :

 

  • Buatlah Hati Anak Terhubung Dengan Allah (Akhlak)

Pahala yang paling baik, paling besar dan paling sempurna yang anda peroleh adalah menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam hati anak sedini mungkin. Prinsip yang bisa kita lakukan diantaranya:

 

  • Menanamkan iman sejak dini

Untuk mencintai Allah dan Rasulnya, takut akan siksaan-Nya, dan mengharap pahala dari-Nya. Dengan cara berupaya Anda berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah (Asmaul husna) beserta keharusan untuk mengesakan Allah.

 

  • Tanamkanlah rasa hormat kepada Al-Qur’an 

Jadikanlah dirinya untuk berpegang teguh pada etika-etika membaca Al Qur’an , seperti membaca ta’awwudz, membaca basmallah, memuliakan mushaf Al-Qur’an juga mendengarkan lantunan ayat suci sambil melakukan perenungan.

 

  • Ajarkan anak tentang dzikir-dzikir dan etika Nabi SAW

Hal ini disebabkan karena dzikir akan berpengaruh terhadap perilaku anak senantiasa mengingat Allah, sehingga jiwa sang anak akan tumbuh dengan baik, sementara fitrah (nalurinya) akan selamat dari berbagai penyimpangan.

 

  • Ajari dan Perhatikan Ibadah Salat 

Awasilah perkembangan anak selama 5 tahun, karena sisanya anda akan mendapati nikmat sisa umur dengan tenang. Di usia tersebut merupakan fase pertama masa pertumbuhan. Cobalah untuk membiasakan anak Anda melaksanakan ibadah sholat dan beramal shaleh. Seorang pendidik yang baik akan mengikuti perkembangan anak dengan senang hati. Ibaratkan bersusah-susahlah dahulu selama lima tahun. Semangat, Bun…

 

Dan jika anak sudah hampir mendekati 7 tahun, selalu ingatkan ketika azan sudah berkumandang untuk mempersiapkan diri untuk sholat. Hal ini dimaksudkan agar jiwanya siap menghadapi dan lebih mudah mendidik di kemudian hari.

  • Ajari Anak Sikap Menghormati dan Sikap Menghargai Orang Tua

Jadilah teladan untuk anak, dan cukup tunjukan dengan tindakan sederhana seperti meluangkan waktu berkumpul  dan berbicara agar terciptanya rasa saling keterbukaan, cobalah untuk berdiskusi dan bantulah mengajari anak anda untuk mengambil keputusan yang bijak, dan usahakan ketika berbicara jauhkan ponsel agar anak anda merasa dihargai setiap ucapannya.

 

  • Ajarkanlah Kepada Anak Tentang Sifat Amanah

Dalam hal ini, cara terbaik sebagai ibu adalah untuk menghormati hak-hak yang dimiliki oleh anak. Maka dari itu, janganlah Anda membiarkan salah seorang pun menzaliminya dengan cara mengambil barang-barang miliknya, dengan cara seperti itu, dia pun akan terbiasa menghormati hak-hak orang lain.

Jika anak menggunakan barang milik orang lain, maka hadapilah sikapnya tanpa menakut-nakuti atau pun mengintrogasi seperti halnya pencuri. Atau berteriak “Ini punya siapa? Kamu nyuri yah?!”, karena anak jika di pojokan seperti itu, justru bisa terjadi hal  yang mungkin akan merasa dirinya tidak berharga lagi dan terkadang menjadi ceroboh, melakukan hal yang mungkin tidak baik.

Seorang ibu cerdas akan memanfaatkan kesempatan momen yang tepat untuk memberikan pengarahan dengan cara tidak langsung.

 

  • Ajari Anak Untuk Belajar Bersabar 

Mungkin sebagian orang kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi situasi, banyak hal yang kita sadari untuk menjadi seseorang yang sabar. Tak lupa, orang tua adalah role model seorang anak yang akan mengikuti kelakuan orang tua terutama Ibu. Maka dari itu, sebelumnya kesabaran diri itu penting bagi sendiri sehingga anak bisa mengikuti apa yang orang tua harapkan menjadi seorang penyabar. Jadi, bagaimana melatih kesabaran anak?

Cobalah beri kesempatan, seperti latihan menunggu. Mungkin saat anak lapar, Anda sibuk memasak dan berilah pengertian kepada anak untuk menunggu beberapa saat  “Sabar ya Nak, ibu bikin dulu sup. Tunggu 5 menit lagi ya.. ” dengan intonasi yang lembut.

 

  • Menumbuhkan Semangat dan Pantang Menyerah

Akan baiknya sikap pantang menyerah ditanamkan sejak usia balita. Dengan cara, jika anak telah mampu menangkap penyampaian Anda, Anda bisa menggunakan dengan cara memberikan dongeng atau cerita-cerita sebelum tidur dengan tema yang relate dengan kehidupan penuh semangat.

Dan berikan dorongan untuk memberi permainan juga kesempatan agar anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Kurangi batasan mental seperti mengucapkan “Jangan” ,”Tidak Boleh”, ”Bukan Begitu”, tetapi gunakanlah kalimat pengganti yang lebih positif, misalnya:

  1. Jangan nonton deket-deket TV = ” Dek, nontonnya agak mundur yah biar gak sakit mata”
  2. Jangan kesana =  “Lewat sini aja yuk, nanti ada ayam”
  3. Jangan teriak-teriak =  “Iya nak, ibu sudah denger. Tunggu sebentar ya…”

 

  • Memupuk rasa percaya diri anak

Hal yang membuat anak merasakan bahwa dirinya dihargai dan memiliki kebebasan, dan memunculkan perasaan positifnya adalah dengan memanggil panggilan julukan / kesayangan. Karena setiap anak memiliki hak rasa cinta dari kedua orang tua, bukan hanya rasa cinta yang diberikan orang lain. Maka dari itu, selalu memberikan kepercayaan penuh kepadanya & memotivasinya agar menjadi anak yang baik dan percaya diri. Atau contohnya, saat membeli baju, biarkanlah ia memilih baju yang ia sukai.

Perhatian untuk orang tua! 3 hal penting yang harus kita hindari ketika bersama anak

 

  • Janganlah marah, tetap tenang – Memang rasa kesal dan amarah tanpa disadari teriakan kita bisa terdengar tetangga karena ulah anak sendiri, hingga ada saja orang tua menyikapi dengan cara memukulnya. Tapi cobalah untuk bersikap tenang lalu pilihlah sikap bijak untuk menghadapi solusi tersebut. Karena, kemarahan seorang ibu mempengaruhi lebih besar terhadap proses pembentukan kepribadian anak.

 

  • Jangan berlebihan memanjakan anak / memenuhi seluruh permintaanya – Karena sikap memanjakan anak secara berlebihan, akan berdampak anak menjadi egois, ia merasa diterima di masyarakat karena ulah orang tua yang terlalu memanjakan anak. Maka dari itu, batasilah setiap keinginan yang mungkin tidak terlalu ia butuhkan. Tetapi tetap support kebaikan-kebaikan yang ia jalani.

 

  • Hindari berkata kasar – Jadikanlah diri anda sebaik mungkin dari sikap, tutur kata, sopan santun, Karena anda adalah seorang teladan bagi anak. Dan anak akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan sekelilingnya. Maka dari itu, hal sepele dalam berucap pun harus kita jaga, dan harus anda ingat pula, lingkungan akan menjadi keseharian dan merubah perilaku dan sifat anak. Usahakan kita berada dilingkungan yang baik ya Bun

Tidak afdol rasanya jika mempelajari sesuatu tanpa membaca buku, beberapa Buku Rekomendasi Best Seller dan Terbaik di Gramedia tentang Parenting Islami :

 

Tips Untuk Orang Tua Pendidik Anak :

  • Luangkanlah waktu untuk diri sendiri agar kejiwaan (pikiran) anda tetap stabil
  • Meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar tanpa lelah
  • Hindarilah perselisihan suami istri di hadapan anak kecil
  • Berdo’alah untuk anak anda, agar segala doa akan dikabulkan. Dan berdo’alah & bertutur kata yang baik-baik.



Senin, 20 Februari 2017

Pertumbuhan fisik, kognitif, bahasa, dan emosional bayi 1 bulan dapat dirangsang dengan cara yang sesuai dengan perkembangan yang dialaminya pada masa itu. Ketahuilah tahap-tahap perkembangannya sehingga kita dapat memaksimalkan masa-masa tersebut.

bayi 1 bulan
Bagaimana merangsang perkembangan bayi 1 bulan?
Bagi ibu yang baru memiliki bayi, tentunya ingin mengetahui lebih jauh bagaimana cara merangsang perkembangan bayi sejak dini agar bayi dapat tumbuh sehat dan menjadi anak yang pandai di kemudian hari. Mengasuh bayi 1 bulan pertama akan lebih mudah bila kita mengetahui perkembangan yang sedang dialami bayi tersebut. Berikut ini adalah beberapa perkembangan utama pada bayi 1 bulan pertama, serta cara yang tepat untuk memaksimalkan perkembangannya.
Perkembangan fisik
Bayi 1 bulan senang menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. Kita dapat memaksimalkan perkembangan ini dengan cara :
  • Melonggarkan pakaian atau bedong sehingga tangan dan kaki bayi dapat bergerak bebas.
  • Menempatkan bayi di tempat yang aman untuk “bermain” misalnya pada ranjang bayi.
Perkembangan kognitif
Bayi 1 bulan dapat melihat objek pada jarak 20-30 cm. Kita dapat mendukung perkembangan ini dengan cara :
  • Mendekatkan wajah kita pada bayi saat berbicara dengannya
  • Meletakkan gambar atau bentuk menarik di pinggir ranjang bayi atau mainan yang bergerak dan digantung, terutama yang warnanya kontras
Perkembangan bahasa
Bayi 1 bulan dapat mendengar suara dan dapat menoleh bila ada suara yang ia kenali. Kita dapat mendukung perkembangan ini dengan cara :
  • Berbicara dengan bayi
  • Bernyanyi untuk bayi
  • Memasang musik
  • Membacakan cerita untuk bayi, walaupun ia belum mengerti
Perkembangan sosial dan emosional
Bayi yang baru lahir biasanya banyak menangis pada malam hari. Janganlah panik, karena hal ini adalah normal. Nanti setelah usia bayi 6 – 8 minggu, rata-rata dalam 1 hari bayi menangis 3 jam. Pada perkembangan berikutnya, menginjak usia 12 minggu ke atas tangisan bayi akan berkurang.
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan kita. Berbagai penyebab bayi menangis adalah : lapar, minta digendong, ingin bertahak, ingin menyusu, perut tidak enak karena ada gas, kedinginan, kepanasan, basah, bosan, lelah, atau merasakan sakit dan tidak ketidaknyamanan lainnya. Cobalah mencari tahu penyebab ia menangis. Walaupun banyak kemungkinan penyebab tangisan, 3 hal umum yang menyebabkan bayi menangis adalah : lapar, pipis, atau pup. Biasanya bayi 1 bulan merasa lapar setiap 3 jam sekali. Periksalah popok atau diaper-nya setiap 3 jam sekali sebelum atau sesudah menyusuinya. Semakin cepat kita merespon tangisannya, semakin mudah kita menghentikan tangisannya.
Bila bayi terus menangis dan tidak dapat diatasi, jangan panik. Jangan menggendong sambil mengguncang bayi dengan kencang. Ayunan bayi juga dapat memberi efek yang tidak baik bila terlalu kencang. Guncangan keras dapat menyebabkan gangguan pada leher, kerusakan pada otak bahkan kebutaan.
Bila kita tidak dapat mengatasi tangisan bayi, letakkan bayi pada tempat yang aman (misalnya ranjang bayi atau minta orang lain menjaganya) lalu ambillah waktu beberapa menit untuk menenangkan diri sendiri sebelum kembali lagi berusaha menenangkan bayi.
Dengan mengetahui perkembangan bayi 1 bulan pertama, kita akan lebih mudah mengasuhnya dan memaksimalkan perkembangannya.


 

 

Bunda, yuk hindari kesalahan dalam merawat bayi. Simak bahasan tentang kopi, teh, bedak sampai penggunaan gurita di artikel ini.

Bunda pasti sering mendapat saran merawat bayi dari keluarga dan orang-orang terdekat, mulai dari saran yang hampir masuk akal sampai yang sepenuhnya konyol. Kadang saran itu juga membuat Bunda bertanya-tanya, “Masak sih? Kok begitu?”
Daripada jadi salah kaprah nantinya, simak dulu beberapa ulasan tentang mitos dan kebiasaan salah dalam merawat bayi berikut ini.

Beda budaya, beda cara merawat bayi

Kadang kebiasaan merawat bayi berbeda antar budaya.
Sebagai contoh, pada masyarakat tradisional yang tinggal di hutan tropis, meletakkan bayi di bawah adalah hal yang berbahaya. Bayi akan digendong terus menerus, yang menyebabkan perkembangan motorik bayi cenderung terhambat.
Sebaliknya, bayi yang dibesarkan di daerah pesisir akan lebih cepat bisa merangkak dan jalan. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya mempunyai kebiasaan menggali lubang kecil di tanah/pasir untuk membantu bayi duduk dan beraktivitas sendiri.
Lantas pada masyarakat modern, ada baiknya Bunda memahami mitos/kebiasaan yang buruk dalam merawat anak. Apa saja? Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

1. Memberi kopi agar jantung bayi kuat

Dalam beberapa tradisi masyarakat kita, tak jarang ada saran untuk memberikan kopi pada bayi agar jantungnya kuat. Alasan lainnya agar tidak step ketika demam.
Kebiasaan merawat bayi dari generasi ke generasi ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Sebaliknya, kopi justru memberi dampak negatif pada bayi.
Kafein pada kopi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Efeknya membuat bayi mudah marah, gelisah, gugup, dan tidurnya pun bermasalah.
“Tapi kan dikasinya cuma sedikit, satu sendok teh saja,” pikir Bunda.
Bunda, yang perlu dipahami adalah tubuh bayi belum bisa mencerna kafein, sehingga kopi akan terakumulasi di dalam sistem tubuhnya.
Kopi yang ‘sedikit’ itu akan menumpuk kafein dalam tubuh bayi bunda, sehingga bisa saja menimbulkan permasalahan pertumbuhan lainnya.

2. Teh sebagai minuman selingan

Tidak ada alasan jelas kenapa banyak orangtua memberikan teh pada anak atau bahkan bayi mereka. Mungkin karena teh gampang didapat dan murah sebagai sajian untuk memenuhi rasa haus anak.
Akan tetapi perlu Bunda ketahui, selain persoalan kafein, teh juga mengandung tannin yang dapat menghambat penyerapan mineral-mineral penting dari makanan, seperti zat besi, kalsium dan zinc.
Mineral-mineral ini sangat dibutuhkan tubuh bayi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dan pencernaan yang baik. Selain itu, kekurangan zat besi atau  iron deficiency anaemia, dapat menyebabkan sindrom gagal pertumbuhan pada anak.

3. Gurita bayi agar perut tidak kembung dan pusar tidak bodong

Ini salah satu kebiasaan merawat bayi yang sebaiknya ditinggalkan.
Pasalnya, gurita yang dililit dan dibebat pada perut bayi justru berbahaya. Bayi yang baru lahir masih membiasakan diri bernafas dengan paru-paru. Perut dan otot bayi yang masih lemah harus bisa leluasa membantu paru-paru memompa udara.
Selain itu juga tidak ada kaitannya antara pusar bodong dengan pemakaian gurita. Justru ketika tali pusar yang masih menggantung ditutup gurita, akan memperlambat proses pengeringannya dan akan lebih lama terlepas dari pusar bayi.
Sama halnya dengan bedong bayi, bedong yang terlalu kencang juga tidak baik bagi bayi. Baca ulasannya di sini.

4. Memberi gula garam ketika bertamu

Tradisi turun-temurun ini masih diterapkan pada sebagian besar kebudayaan di kepulauan Nusantara kita.
Praktiknya, ketika bayi dibawa bertamu ke rumah baru, si pemilik rumah akan memberikan sedikit gula dan garam ke mulut bayi. Di Aceh tradisi ini disebut ‘peucecap’.
Maksud dan harapan dari tradisi ini adalah agar bayi tumbuh menjadi anak yang manis tutur katanya dan kuat menghadapi asam-garam kehidupan.
Terdengar manis memang, tetapi perlu Bunda ketahui, sesedikit apapun gula dan garam sangat tidak baik untuk bayi di bawah satu tahun.
Seberapapun jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh bayi akan memberatkan ginjalnya, sehingga menyebabkan ginjal bayi bisa tidak berfungsi dengan baik nantinya.
Belum lagi konsumsi garam berlebih sejak bayi dapat menjadi bibit penyakit hipertensi, osteoporosis, penyakit kardiovaskular dan penyakit pernafasan ketika dewasa.
Sama halnya dengan gula, gula tidak ada efek baiknya untuk bayi Bunda. Gula dapat menyebabkan karies dan kerusakan gigi, menekan kekebalan tubuh, juga dapat menjadi bibit penyakit kardiovaskular, diabetes dan obesitas.
Baca juga ulasan bahaya madu bagi bayi di artikel ini.

5. Minum soda agar ASI lancar

Selain agar haid lancar, minum soda juga dipercayai sebagian orang dapat memperlancar turunnya ASI pada ibu menyusui. Anggapan ini sungguh salah kaprah.
Tidak ada kaitannya antara haid dan ASI lancar dengan minum soda. Justru soda sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui karena mengandung kafein dan gula yang sangat tinggi.

6. Menaburi bedak pada kemaluan bayi

Supaya bersih dan tidak bau, orangtua kerap memberikan bedak pada kemaluan bayi. Padahal hal ini tidak hanya bisa menyebabkan iritasi, tapi juga bisa berbahaya bagi bayi dalam jangka panjang.
Dari studi yang dilakukan American Academy of Pediatrics menyimpulkan beberapa laporan bahwa bedak bayi yang ditaburkan pada kemaluan dapat menimbulkan kanker ovarium di masa mendatang.
Bedak bayi mengandung partikel asbes yang dapat mengendap. Partikel ini berbahaya jika sering terhirup oleh bayi dan lama-kelamaan akan terjadi penumpukan pada paru-paru. Partikel itu merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia dan kanker paru-paru.
Jadi, hindari penggunaan bedak dalam merawat bayi.

7. Mandi air dingin agar bayi kuat

Kebiasaan ini tidak baik dilakukan karena bayi justru rentan terhadap suhu dingin.
Air dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga makanan dalam tubuh bisa terkuras untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya bayi kehabisan tenaga dan mudah sakit.
 Bayi sebaiknya tetap dimandikan dengan air hangat sampai usia satu tahun. Namun pastikan juga air tidak terlalu panas yang justru membuat bayi tidak nyaman.
Selain itu bunda juga tidak perlu khawatir memandikan bayi di sore atau malam hari. Mandi air hangat sebelum tidur justru dapat membuat bayi rileks dan tidur lebih nyenyak.
***
Ada lagi kebiasaan merawat bayi yang salah menurut Bunda? Mari berbagi di kolom komentar di bawah.


Categories

Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts